Wednesday, November 4, 2020

Cinta Tulus


Saat dunia menggila dek gempa pandemik, si jelata seakan gundah seraya mati tatkala masih hidup...


Saat hidup dipenuhi harta penuh bencana, nilainya seakan tiada lalu berita sini sana hanya sekadar menunggu shur ditiup...


Saat penantian lara terpendap hanya kerana dikaburi janji si penguasa gagap, jantung seolah terhenti berdegup... 


Saat imaginasi dan logika diselubungi delusi dan halusinasi, minda tak lagi rancak memikirkan persoalan serta jawapan bagi yang masih hidup...


Saat pikiran ditinggalkan berkeliaran, lantaran itu sekilas perasaan mulai muncul berdesup...


Apakah perasaan hanya sekadar permainan yang tak dirindui si pendekar bioskop?


Apakah dengan hanya rasa rindu, dua hati mampu dan perlu bersatu?


Apakah dengan penyatuan hati itu, luka semalam bisa berlalu sahaja begitu?


Apakah cinta yang dikatakan buta itu sebenarnya celik tapi buntu arah tuju?


Apakah cinta itu wajib pada yang satu meskipun ada saja yang datang meluru?


Menurutku cinta tulus itu terlalu indah untuk dimiliki olehku mahupun dirimu...


Cinta tulus itu terlalu suci untuk dijamahi kamu lantas dicemari aku...


Meskipun cinta tulus itu terlalu pedih untuk dibiar berlalu namun tak mudah pula digenggam sahaja begitu...


Kerna firasat kerdilku berbicara, lebih baik hilang saja rasa itu dari terus sesat mencari hala diriku...


Aku yakin hala yang perlu aku tuju itu bukan dirimu tapi hanya pada hala yang satu...